Majalah "Prestasi Anak Nusantara"

Kamis, 09 April 2015

TARI SAMAN: Rancak, Cepat dan Dinamis



Tari Saman dikenal sebagai tarian asli masyarakat Gayo, karena tarian ini lahir di Aceh Tengah. Banyak masyarakat modern di Asia, Australia dan Eropa, berusaha mengadopsi keharmonisan dan kecepatan gerakan Tari Saman ini. Namun, keaslian tarian ini tidak pernah bisa ditiru karena esensinya hanya bisa kita temukan di Aceh. Dipentaskan oleh sekelompok penari tradisional dan kebanyakan mengenakan seragam berwarna-warni yang cerah, tarian ini kerap menyihir penonton dalam tarikan nafas ritme gerak nan rancak, cepat dan dinamis.


Dimulai dengan persalaman, yang terdiri dari rengum dan salam. Ya, rengum, suara bergumam dari para penari. Walau tak terdengar jelas, namun sebenarnya mereka memuji dan membesarkan nama Allah SWT dengan lafaz: Hmm laila la ho, Hmm laila la ho, Hmm tiada Tuhan selain Allah, Hmm tiada Tuhan selain Allah.


Penonton pun terdiam seketika saat mendengar gumaman para penari dan ikut larut bersama emosi para penari. Rengum ini diucapkan dengan suara rendah namun menggema. Menggetarkan panggung dan jiwa-jiwa para penari bersama penonton. Saat itu, suasana hening langsung tercipta. Penonton diajak ikut khidmat dalam mentauhidkan Allah SWT.

Gerak tarinya sendiri tampak sederhana. Kepala tertunduk dan tangan bersikap sembah. Rengum menunjukkan penyerahan diri kepada Allah SWT, sekaligus intro untuk menyamakan vokal dan konsentrasi para penari. Setelah tercipta suasana khidmat, berlanjut dengan persalaman. Ucapan salam yang ditujukan kepada seluruh penonton dengan ucapan Assalamualaikum. Kemudian, sang pemimpin (biasa disebut syekh) tari meminta izin untuk bermain Saman.......

(Selanjutnya, simak pada edisi cetak No.03/II/2015 [Maret]. Dapatkan di Toko Buku Gramedia, Gunung Agung, Books & Beyond, Koperasi Mahasiswa, dll).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar