Majalah "Prestasi Anak Nusantara"

Sabtu, 18 April 2015

AJIP ROSIDI: Profesor Tanpa Ijazah




Ajip Rosidi merupakan satu dari sedikit sastrawan besar yang dimiliki Indonesia. Hebatnya, meski tidak lulus SMA apalagi kuliah dan tidak punya gelar doktor, Ajip adalah seorang Gurubesar Luar Biasa di Universitas Osaka Tenri Daigaku, dan Universitas Kyoto Sangyo Daigaku, Jepang. Ia juga adalah Visiting Professor pada Osaka Gaikokugo Daigaku (Universitas Bahasa Asing). Selama 22 tahun Ajip berkarir sebagai dosen dan menetap di Jepang. Namun, dia tetap rajin menulis dalam bahasa Sunda. Setelah pensiun dia memilih pulang ke Tanah Air dan meneruskan kiprahnya sebagai sastrawan.

Sebuah bakat yang ditekuni secara luar biasa akan berhasil dengan luar biasa pula. Itulah gambaran nyata pada sosok Ajip Rosidi, sastrawan tiga zaman, yang memulai karir menulisnya sejak usia 12 tahun.

Saat itu, ia masih duduk di bangku kelas VI Sekolah Rakyat (SR). Tulisan-tulisan Ajip kerap dimuat dalam ruang anak-anak di harian kenamaan ketika itu, Indonesia Raya. Ajip mulai serius menulis saat berumur 14 tahun, saat dia duduk di bangku SMP. Dia rajin mengirimkan tulisan-tulisannya berupa cerita dan puisi, serta dimuat di koran-koran dan majalah sejak tahun 1952.

Jika dihitung-hitung, Ajip yang kini sudah mencapai usia 77 tahun, telah menjalani karirnya sebagai seorang sastrawan selama lebih dari 60 tahun. Sepanjang masa itu, telah ratusan buku dan karya tulis lainnya berupa kumpulan cerpen, kumpulan puisi, roman, drama, penulisan kembali cerita rakyat, cerita wayang, bacaan anak-anak, kumpulan humor, esai dan kritik, polemik, memoar, bunga rampai, buku terjemahan dan biografi. Buku-buku tersebut ada yang dalam bahasa Sunda, ada juga yang berbahasa Indonesia. Koran dan majalah pun telah lahir dari pemikirannya.

Ajip lahir di Jatiwangi, Kabupaten Majalengka, Jawa Barat, pada 31 Januari 1938. Bakatnya dalam bidang sastra telah terlihat sejak ia duduk di bangku SR. Sejak kecil, dia terbiasa menulis dalam bahasa Indonesia, Sunda, dan Jawa. Beberapa karyanya diterjemahkan ke dalam bahasa asing dan dimuat dalam bunga rampai atau terbit sebagai buku, seperti dalam bahasa Belanda, China, Inggris, Jepang, Perancis, Kroasia dan Rusia.


(Selanjutnya, simak pada edisi cetak No.03/II/2015 [Maret-April]. Dapatkan di Toko Buku Gramedia, Gunung Agung, Books & Beyond, Koperasi Mahasiswa, dll).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar