Majalah "Prestasi Anak Nusantara"

Jumat, 26 Desember 2014

Telusuri Jejak Sejarah di Aliran Sungai Ciliwung



Selain faktor meletusnya Gunung Salak pada tahun 1699 yang mengakibatkan sedimentasi di sungai-sungai dan kanal-kanal Batavia, Pemerintah Kolonial Belanda sendiri gagal gagal mengembalikan aktivitas ramah lingkungan di sungai-sungai dan kanal Batavia. Dan, Sungai Ciliwung yang sarat noktah sejarah ini pun merana.

Siapa tak kenal Sungai Ciliwung? Sudut pandang Ciliwung yang sungguh menakjubkan dengan panorama berlatar Gunung Salak, yang berada di wilayah Kabupaten Bogor dan Sukabumi. Namun, hulu Ciliwung bukanlah di Gunung Salak, melainkan berada di Gunung Pangrango yang ada di kawasan Puncak, Bogor-Cianjur.

Dari Pangrango itulah Ciliwung bermula. Arus airnya kemudian mengalir melalui Puncak via Ciawi, lalu ke barat melewati Bogor, dan selanjutnya berbelok ke utara melalui Depok, terus menelusuri Jakarta, hingga akhirnya bermuara ke laut di Teluk Jakarta. Inilah pemahaman kita pada masa sekarang tentang Sungai Ciliwung yang saban tahun mengirim banjir buat warga Jakarta.

Sedikit menengok sejarah, sejumlah kampung di sepanjang aliran Sungai Ciliwung, sekarang telah bermetamorfose menjadi kota. Hal ini dapat ditelusuri dari peninggalan di beberapa pusat kegiatan masyarakat di titik-titik daerah aliran sungai (DAS) Ciliwung.



(Lebih lanjut simak di Majalah SINARA edisi cetak No.02/I/2014 November-Desember 2014. Dapatkan di TB Gramedia, TB Gunung Agung, dll. Customer Service: Riwanto Ch. 081317264116; Yoyok W 081312367689).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar