Women Grand Master (WGM) Irene Kharisma
Sukandar adalah pecatur wanita terbaik yang dimiliki Indonesia saat ini.
Prestasinya di tingkat dunia dicapai pada usia yang masih sangat muda, 10
tahun. Seperti pecatur umumnya, Irene yang memulai debutnya sebagai pecatur di
usia tujuh tahun, pun bermimpi meraih gelar Grand Master atau juara
dunia.
Usianya baru tujuh tahun saat Tim Catur Sumatera Utara (Sumut)
secara mendadak meminta Irene Kharisme Sukandar untuk mengikuti Kejurnas catur
1999 mewakili daerah Sumut, guna mengisi kekosongan jumlah pemain dari daerah yang
beribukotakan Medan itu. Hasilnya, Irene tak beroleh nilai, apalagi menggondol
gelar juara. Selain tanpa persiapan, ia juga baru beberapa bulan saja berlatih
catur pada kakaknya Kaizar, yang telah menyandang predikat sebagai atlet catur.
Pasca kejadian “tak terduga” tadi, minat dan kecintaan Irene
pada catur justru semakin besar. Ia merasa karakter yang ada padanya sangat pas
dengan konsep permainan catur yang kaya akan strategi, ide-ide dan dinamika
dalam mengatur pion-pion. “Yang namanya ilmu catur itu nggak ada habisnya. Terlalu banyak perkembangan baru yang harus
diikuti. Ada bermiliar-miliar strategi, bermiliar-miliar ide dan ada banyak
sekali posisi-posisinya,” kata Irene. Sementara kedua orangtuanya, pasangan
Singgih Heyzkel dan Cici Ratna Mulya, membebaskan putrinya yang saat itu telah
menekuni olahraga tenis meja untuk memilih. “Akhirnya saya memilih catur
karena sebetulnya saya kurang menyukai olahraga fisik,” lanjut Irene.
Perempuan kelahiran Jakarta 7 April 1992 itu mengaku merasa
tertantang untuk menekuni catur karena catur adalah olahraga yang unik. Catur menjadi cabang olahraga karena
permainan ini dinamis dan sulit. “Saya merasa catur itu unik. Permainan ini
sudah ada sejak berabad-abad lalu, tapi sampai sekarang belum terpecahkan.
Misalnya, bagaimana cara menang yang benar,” katanya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar