Majalah "Prestasi Anak Nusantara"

Rabu, 22 April 2015

IRENE K. SUKANDAR: Jawara Olahraga “Otak”




Women Grand Master (WGM) Irene Kharisma Sukandar adalah pecatur wanita terbaik yang dimiliki Indonesia saat ini. Prestasinya di tingkat dunia dicapai pada usia yang masih sangat muda, 10 tahun. Seperti pecatur umumnya, Irene yang memulai debutnya sebagai pecatur di usia tujuh tahun, pun bermimpi meraih gelar Grand Master atau juara dunia.

Usianya baru tujuh tahun saat Tim Catur Sumatera Utara (Sumut) secara mendadak meminta Irene Kharisme Sukandar untuk mengikuti Kejurnas catur 1999 mewakili daerah Sumut, guna mengisi kekosongan jumlah pemain dari daerah yang beribukotakan Medan itu. Hasilnya, Irene tak beroleh nilai, apalagi menggondol gelar juara. Selain tanpa persiapan, ia juga baru beberapa bulan saja berlatih catur pada kakaknya Kaizar, yang telah menyandang predikat sebagai atlet catur.

Pasca kejadian “tak terduga” tadi, minat dan kecintaan Irene pada catur justru semakin besar. Ia merasa karakter yang ada padanya sangat pas dengan konsep permainan catur yang kaya akan strategi, ide-ide dan dinamika dalam mengatur pion-pion. “Yang namanya ilmu catur itu nggak ada habisnya. Terlalu banyak perkembangan baru yang harus diikuti. Ada bermiliar-miliar strategi, bermiliar-miliar ide dan ada banyak sekali posisi-posisinya,” kata Irene. Sementara kedua orangtuanya, pasangan Singgih Heyzkel dan Cici Ratna Mulya, membebaskan putrinya yang saat itu telah menekuni olahraga tenis meja untuk memilih. “Akhirnya saya memilih catur karena sebetulnya saya kurang menyukai olahraga fisik,” lanjut Irene.


Perempuan kelahiran Jakarta 7 April 1992 itu mengaku merasa tertantang untuk menekuni catur karena catur adalah olahraga yang unik. Catur menjadi cabang olahraga karena permainan ini dinamis dan sulit. “Saya merasa catur itu unik. Permainan ini sudah ada sejak berabad-abad lalu, tapi sampai sekarang belum terpecahkan. Misalnya, bagaimana cara menang yang benar,” katanya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar