NEGARA BESAR namun tak
pernah menjadi besar. Negara yang punya beragam kekayaan alam tetapi tak pernah
kaya dan berjaya. Itulah Indonesia yang kini bertekad menjadi salah satu “Poros
Maritim Dunia” ini. Kenapa?
Karena,
Indonesia itu (terutama para pepimpinnya) tak tahu potensi negerinya. Salah
satunya, para pimpinan “Negeri Kepulauan Indonesia” ini hampir selalu mengusung
paradigma pembangunan nasional yang berbasis daratan (land-based development), bukan berbasis kelautan (marine-based development). Kita pun menjadi
sibuk membabat segala macam potensi daratan hingga nyaris tak bersisa buat
generasi mendatang.
Akibat dari orientasi pembangunan yang salah itu menjadikan perekonomian Indonesia kurang produktif, efisien, dan berdaya saing. Kedaulatan wilayah dan ekonomi NKRI pun sering tergerogoti dan terancam oleh klaim batas wilayah laut oleh negara-negara tetangga. Aktivitas ilegal seperti illegal fishing, illegal trading, penyelundupan, dan perompakan, juga marak dan sangat merugikan perekonomian negara. Lebih jauh, industri yang berbasis kelautan (misalnya perikanan) menjadi tidak berkembang. Artinya, sumberdaya kelautan yang merupakan potensi teramat besar bagi Indonesia, kini pun masih seperti the sleeping giant.
Akibat dari orientasi pembangunan yang salah itu menjadikan perekonomian Indonesia kurang produktif, efisien, dan berdaya saing. Kedaulatan wilayah dan ekonomi NKRI pun sering tergerogoti dan terancam oleh klaim batas wilayah laut oleh negara-negara tetangga. Aktivitas ilegal seperti illegal fishing, illegal trading, penyelundupan, dan perompakan, juga marak dan sangat merugikan perekonomian negara. Lebih jauh, industri yang berbasis kelautan (misalnya perikanan) menjadi tidak berkembang. Artinya, sumberdaya kelautan yang merupakan potensi teramat besar bagi Indonesia, kini pun masih seperti the sleeping giant.
Indonesia
jelas memiliki potensi besar menjadi negara maju, kaya dan berjaya. Jumlah
penduduk 250 juta orang (terbesar keempat di dunia setelah Tiongkok, India, dan
AS) adalah potensi pasar domestik, dan
sekaligus sebagai human capital
(SDM) yang luar biasa besarnya. Kekayaan sumberdaya alam (SDA) pun begitu
beragam dan berlimpah, baik yang ada di darat apalagi yang ada di laut .....
(Jangan ketinggalan. Dapatkan di Toko Buku
Gramedia, Gunung Agung, Books & Beyond, Koperasi Mahasiswa beberapa Kampus di Pulau
Jawa, atau lainnya).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar