Majalah "Prestasi Anak Nusantara"

Selasa, 22 Juli 2014

Jambi Juarai OSEBI 2014



Gemebyar OSEBI (Olimpiade Seni dan Bahasa Indonesia) 2014 berakhir dengan sejumlah torehan prestasi yang mengagumkan. Tepatnya pada medio Februari 2014 lalu, grand final OSEBI 2014 berlangsung di Sasono Langen Budoyo, Taman Mini Indonesia Indah (TMII), Jakarta. Dan, “Tari Kuau” yang digubah oleh siswa-siswi SMAN 8 Muaro Jambi (Jambi) sukses menyabet juara untuk kategori lomba tari kreasi Nusantara.

Para siswa-siswi SMAN 8 Muaro Jambi itu berhak mendapatkan hadiah berupa uang pembinaan Rp7 juta. Tari Kuau menjadi juara setelah mengalahkan dua finalis lainnya, yaitu “Tari Lintang” karya siswi SMAN Sumatera Se­latan dan “Tari Bentang Khatulistiwa” karya siswa SMA Pribadi Bandung. Tari Lintang menjadi juara kedua dan berhak atas hadiah uang pembinaan Rp5 juta, sedangkan Tari Bentang Khatulistiwa memperoleh uang pembinaan Rp3 juta. Adapun tiga finalis lain yang belum berkesempatan mendapatkan predikat juara adalah “Tari Pincuran” karya SMP Islam Raudhatul Jannah (Sumatera Barat), “Tari Gading Alit” oleh SMAN 10 Malang (Jawa Timur), dan “Tari Wa­noja” oleh SMA Pribadi Bandung.

Tari Kuau merupakan sebuah tarian yang menampilkan cerita tentang seorang pemuda dan empat Burung Kuau, salah satu hewan yang berhabitat di Muaro Jambi. Kini, spesies burung itu hampir punah. Penampilan tarian yang diiringi perpaduan suara gendang dan senandung jolo dengan musik modern itu, mengisahkan seorang pemuda yang terpesona akan keelokan dan keanggunan sekawanan Burung Kuau.

Di awal adegan tari, satu dari empat Burung Kuau terjebak di bawah tiang-tiang yang berbalutkan akar dan dedaunan, mewakili dedahanan atau perangkap yang disiapkan untuk menangkap Burung Kuau. Sang pemuda yang melihat keadaan itu tergerak hatinya untuk membebaskan si Burung Kuau, untuk bergabung dengan kawanannya. Kemudian sang pemuda ikut larut dalam gerak kompak dan rampak tari-tarian kawanan Burung Kuau, seolah merayakan salah satu anggotanya yang terbebas dari keadaan sulit.

Penampilan para penari benar-benar menakjubkan. Mereka menyuguhkan tarian yang berkarakter, indah, dan mempesona. Itu jelas bukan hasil latihan satu-dua kali, tapi merupakan kerja keras berkali-kali. Boleh jadi karena itu, dewan juri pun terpukau oleh penampilan Tari Kuau. Para juri terdiri atas Sunu Warsono (Dosen Fakultas Ilmu Budaya Universitas Indonesia, Jakarta), Ida Bagus Ketut Sudiyasa dan Dian Savitri (Dosen Fakultas Seni dan Bahasa Universitas Negeri Jakarta), Rina Susilawati (Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan) serta Huseyin Khan (dari PASIAD, Asosiasi Solidaritas Sosial dan Ekonomi Negara-Negara Asia Pa­sifik).

Tampil sebagai juara dua, Tari Lintang juga tak kalah mempesona. Bercerita tentang Kerajaan Sriwijaya di masa lalu. Ada penari yang berdiri di atas nampan, dengan tangan membawa lilin, yang mengekspresikan perjalanan menuju nirwana. Sementara itu, penampilan para siswa yang begitu luwes dalam Tari Bentang Khatulistiwa pun sangat mengesankan. Sebuah tarian yang mengadopsi sejumlah gerakan tari tradisional yang sudah termasyhur dari beberapa daerah seperti Tari Saman (Aceh), Tari Pendet dan Kecak (Bali) serta Tari Perang (Papua).

Selain kategori tari kreasi Nusantara, OSEBI 2014 juga memberikan anugerah para juara dari lima kategori lain. Masing-masing adalah Menyanyi Solo, Baca Puisi, Penulisan Esai, Penulisan Puisi dan Penulisan Cerita Pendek. Untuk lomba Menyanyi Solo dimenangi oleh Jessica Hesyana dari SMP Darma Yudha, Pekanbaru (Riau). Untuk itu, Jessica berhak mendapatkan hadiah uang pembinaan Rp4 juta.

Untuk kategori Baca Puisi dimenangkan oleh Tri Meilani Ameliya dari SMA Pribadi, Bandung. Penulisan Puisi oleh Fadilah Mutiara Maharani dari SD Islam Raudhatul Jannah (Sumatera Barat). Penulisan Esai oleh Ratna Bintari dari SMA Semesta, Semarang (Jawa Tengah). Sementara untuk kategori Penulisan Cerita Pendek dimenangkan oleh Marselia Alifiani dari SMP Negeri 14 Kota Pekalongan (Jawa Tengah). Para pemenang itu pun berhak mendapatkan hadiah uang pembinaan masing-masing Rp4 juta.

OSEBI 2014 juga memberikan penghargaan kepada dua guru di bidang Seni dan Bahasa Indonesia yang dinilai berprestasi. Untuk guru seni diberikan kepada Dafnedi pengajar SMAN 7 Sarolangun, Jambi. Sedangkan untuk guru bahasa Indonesia diberikan kepada Hj. Marmiyanah, guru SMAN 3 Unggulan Kayuagung, Sumatera Selatan.

OSEBI merupakan perlombaan tingkat nasional yang diadakan oleh PASIAD. OSEBI 2014 merupakan penyelenggaraan kali ketiga setelah pertama kali digelar pada tahun 2012. Ketua Umum OSEBI 2014 Izla Mayuni menyebutkan ada perkembangan menarik dari perlombaan di tahun ketiga penyelenggaraannya, yaitu peningkatan jumlah peserta. “Tahun 2014 ini jumlah peserta meningkat hampir dua kali lipat dari jumlah peserta tahun 2013. Ini wujud kecintaan terhadap Seni dan Bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan yang harus dijunjung tinggi,” kata Izla Mayuni.


Bagaimana dengan OSEBI 2015? Bersiaplah secara lebih baik. Mari saling berlomba mengasah potensi untuk mengukir prestasi di bidang seni dan bahasa Indonesia ini. *** (Dari berbagai sumber. Foto: jurnas.com).

Selanjutnya, ikuti Majalah SINARA versi cetak edisi September-Oktober 2014.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar