Hari
itu, aura wajah Latifah
Noor tampak cerah-ceria. Maklum, atas presentasi hasil inovasi dan penelitiannya
yang berjudul "Respiration
Capability Early Detection Device: Alat Pendeteksi Dini Kelainan Fungsi
Paru-paru", mahasiswi Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta itu dinyatakan
sebagai “pemenang” dan mendapatkan medali emas. Hal yang sama ditorehkan oleh
mahasiswa UGM yang lain, Akhsanto Anandito, di mana posternya yang berjudul “ARIT: Automatic Rice Transplanter sebagai
Sarana Mempercepat Petani Godean dalam Menanam Padi dengan Tenaga Surya”,
juga meraih emas.
Dua
mahasiswa/i UGM itu merupakan bagian dari tim UGM yang berhasil mengukir Juara
Umum PIMNAS (Pekan Ilmiah
Mahasiswa Nasional) ke-27 yang berlangsung di Kampus Universitas Diponegoro
(Undip), Semarang, 25-29 Agustus 2014. Sebagai Juara Umum, UGM pun
berhak memboyong Piala Adhikarta Kertawidya. Wakil Rektor Bidang Akademik dan Kemahasiswaan UGM, Profesor
Iwan Dwiprahasto, mengatakan bahwa kemenangan UGM ini merupakan buah kerja
keras dan semangat tidak mudah menyerah para mahasiswa dalam berinovasi beserta
peran dosen pembimbing.
Dalam PIMNAS ini UGM mengirimkan 61 tim, dengan 279 mahasiswa, 47 pendamping, dan 24 dosen pembina. Dengan kontingen besar itu, UGM berhasil menyabet tiga medali emas, tiga perak dan dua perunggu untuk kategori Poster. Sementara itu, untuk kategori Presentasi, UGM meraih 10 emas, lima perak dan lima perunggu.
Juara
kedua ditempati oleh Institut Teknologi Sepuluh November (ITS) Surabaya yang meraih
satu emas, dua perak dan tiga perunggu untuk Poster, serta empat emas, enam perak
dan empat perunggu untuk Presentasi. Posisi ketiga ditempati oleh Universitas
Brawijaya (Unibra) Malang yang mendapatkan tiga emas, tiga perak dan lima
perunggu untuk Poster, serta tiga emas, dua perak dan satu perunggu untuk Presentasi.
(Selanjutnya, simak pada edisi cetak No.02/I/2014 [November-Desember]. Dapatkan di Toko Buku Gramedia, Gunung Agung, dll).

Tidak ada komentar:
Posting Komentar