BARU-BARU
INI, Dewan
Kerajinan Dunia atau World Craft Council (WCC) telah menetapkan Yogyakarta
sebagai “Kota Batik Dunia” atau World
Batik City. Penobatan Yogyakarta sebagai Kota Batik Dunia diberikan ketika
berlangsung acara pembukaan WCC di Dongyang, Zhejiang, China, Oktober 2014.
Praktisi seni dan Filolog UGM Manu
Widyo Saputro mengatakan bahwa masyarakat dan pemerintah tidak perlu eforia
dengan label Yogyakarta sebagai Kota Batik Dunia. Manu berharap pemerintah saat
ini justru perlu melakukan beberapa langkah lanjutan seusai mendapat predikat tadi.
Misalnya, perlu adanya pusat studi tentang batik di Yogyakarta. Pasalnya,
banyak masyarakat yang tidak mengetahui dan paham tentang batik, sehingga perlu
ada studi tentang batik. Sementara saat ini belum ada pusat studi tentang batik
di Yogyakarta.
"Harus ada komitmen yang kuat, bagaimana kita menjadikan batik bukan sebagai obyek tetapi bisa menjadi subyek dari kebudayaan," ujar Manu, yang menegaskan pentingnya kerja keras dari masyarakat dan kepedulian pemerintah jika ingin melestarikan batik sebagai simbol jati diri bangsa. Dan, Yogyakarta memang pantas menjadi Kota Batik. ***
(Selanjutnya,
simak pada edisi cetak No.03/II/2015 [Maret]. Dapatkan di Toko Buku
Gramedia, Gunung Agung, Books & Beyond, Koperasi Mahasiswa, dll).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar