Prolog Kemerdekaan RI dari Rengasdengklok
Boleh jadi kita telah
melupakan arti penting peristiwa Rengasdengklok yang menjadi semacam daya
dorong proklamator Soekarno-Hatta membacakan teks proklamasi kemerdekaan RI pada pukul 10.00 tanggal 17
Agustus 1945. Tanpa prolog peristiwa Rengsdengklok dapat saja cerita proklamasi
bukan hasil perjuangan bangsa Indonesia tetapi “hadiah” dari pemerintah pendudukan Jepang. Dan, peristiwa itu bisa kita runut
melalui Tugu Kebulatan Proklamasi Rengasdengklok.
Tugu Kebulatan Proklamasi. Monumen ini
dibangun di atas tanah seluas 1.500 meter persegi, yang merupakan eks lokasi markas PETA (Pembela Tanah Air), di Kampung Bojong Tugu, Desa
Rengasdengklok Utara, Kecamatan Rengasdengklok, Kabupaten Karawang, Jawa Barat.
Lahan monumen berbentuk segitiga. Sudut di
bagian timur merupakan jalan masuk ke areal monumen. Di depan jalan masuk adalah
jalan raya dari arah Karawang yang membentuk percabangan. Salah satu ruas
jalan, yaitu yang berada di sisi utara areal monumen, agak menyerong dari arah
timur mengarah ke barat sedikit ke utara. Ruas jalan lainnya dari persimpangan
di depan areal monumen ke arah barat daya. Kedua ruas jalan itu sekaligus sebagai batas areal monumen. Sisi
belakang monumen berbatasan langsung dengan tanggul Sungai Citarum.
Monumen dibangun tahun 1950. Kemudian pada 1984, Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten
Karawang melakukan pemugaran. Terakhir, pemugaran monumen yang berupa taman dengan bangunan tugu ini dilakukan pada masa pemerintahan Presiden
Megawati Soekarnoputri (2001-2004).
Setelah memasuki pintu gerbang, terdapat jalan setapak menuju bagian inti
monumen. Di bagian depan sisi selatan terdapat tatanan batu yang membentuk
angka 17, di tengah merupakan jalan setapak melingkar membentuk angka 8, dan di
bagian utara terdapat tatanan batu membentuk angka 45. Tepat di tengah halaman
terdapat “Tugu Kebulatan Tekad” yang berdiri di atas batur persegi berukuran 15 x 15 meter. Pada tiap-tiap sudut batur terdapat tugu
yang di atasnya terdapat bentuk bambu runcing. Tengah-tengah pada bagian sisi terdapat pula semacam tugu namun
tidak dilengkapi bentuk ornamen bambu runcing.
(Lebih
lanjut simak di Majalah SINARA edisi cetak No.02/I/2014
November-Desember 2014. Dapatkan di TB Gramedia, TB Gunung Agung, dll.
Customer Service: Riwanto Ch. 081317264116; Yoyok W 081312367689).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar