Majalah "Prestasi Anak Nusantara"

Senin, 15 Desember 2014

Anak “Miskin” Berprestasi: Ketekunan Dalam Berusaha (Belajar) adalah Kuncinya



KALAU kita menyaksikan anak-anak “orang kaya” berprestasi, seolah itu hal yang sudah biasa. Bahkan, sudah seharusnya begitu. Sementara, bila kita melihat anak-anak “orang miskin” berprestasi, itu seakan menjadi suatu “lompatan” yang luar biasa. Maklum, karena di tengah keserbaterbatasan ekonomi, mereka, anak-anak “miskin” itu, harus berjuang ekstra keras agar mampu menapaki anak tangga demi anak tangga hingga berujung pada prestasi dan kesuksesan.

Bagi anak-anak “miskin” itu, kesuksesan dan prestasi yang bisa mereka raih, adalah hasil dari serangkaian langkah dan usaha (belajar) yang secara konsisten dilakukan terus-menerus. Keberhasilan bukan sesuatu yang turun begitu saja. Keberhasilan bukan sesuatu yang kadang-kadang dapat diraih. Namun, keberhasilan adalah sesuatu yang harus diperjuangkan sepanjang waktu.

Begitu banyak anak-anak miskin yang sukses mengukir prestasi di bidang pendidikan. Dari anak tukang becak, tukang bangunan, tukang kredit, tukang bakso, buruh tani, hingga anak buruh tambak. Mereka berpacu menorehkan prestasi mengagumkan. Namun, bagi mereka, tidak ada yang instan dalam meraih kesuksesan. Sukses dan prestasi itu harus dibangun dan diperjuangkan setiap hari, melalui ketekunan dalam belajar, berjuang dan bahkan dalam berkorban. Berikut adalah sekilas profil beberapa dari mereka, seribu satu anak “miskin” yang sukses meneguhkan prestasi tinggi dalam studi di perguruan tinggi, yang sempat mencuat ke permukaan dalam tahun 2014.

(Lebih lanjut simak di Majalah SINARA edisi cetak No.02/I/2014 November-Desember 2014. Dapatkan di TB Gramedia, TB Gunung Agung, dll. Customer Service: Riwanto Ch. 081317264116; Yoyok W 081312367689).


Tidak ada komentar:

Posting Komentar